MAKALAH BLOK SISTEM PERSEPSI SENSORI
DISUSUN OLEH :
LUTHFYANI WIDYA PRATAMA MULYA
S1 KEPERAWATAN
DISUSUN OLEH :
LUTHFYANI WIDYA PRATAMA MULYA
S1 KEPERAWATAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Glaukoma
berasal dari bahasa Yunani glaukos yang berarti hijau kebiruan, yang memberikan
kesan warna tersebut pada pupil penderita glaucoma. Kelainan mata glaucoma ditandai
dengan meningkatnya tekanan bola mata, atrofi papil saraf optic, dan
berkurangnya lapangan pandang.
Katarak adalah nama yang diberikan untuk
kekeruhan lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan lensa),
denaturasi protein lensa atau dapat juga akibat dari kedua-duanya yang biasanya mengenai kedua mata dan berjalan
progesif. (Mansjoer,2000;62).
Otitis media perforata (OMP) atau otitis media
supuratif kronis (OMSK) adalah infeksi kronis di telinga tengah dengan
perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus
menerus atau hilang timbul, sekret mungkin encer atau kental, bening atau
bernanah.(Kapita selekta kedokteran, 1999).
Polip
hidung adalah
massa lunak yang tumbuh di dalam rongga hidung. Kebanyakan polip berwarna putih
bening atau keabu – abuan, mengkilat, lunak karena banyak mengandung cairan.
B.
TUJUAN
Tujuan umum
Tujuan dalam
pembuatan makalah ini secara umum adalah untuk membantu mahasiswa dalam
mempelajari tentang asuhan keperawatan pada Glukoma, Katarak, Otitis media
purulent, dan Polip hidung.
Tujuan khusus
Tujuan dalam
pembuatan makalah ini secara khusus adalah untuk membantu mahasiswa dalam
mempelajari tentang berbagai macam penyakit dari system penginderaan.
C.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa definisi
dari Glukoma, Katarak, OMP, Polip Hidung?
2.
Apa etiologi
dari Glukoma, Katarak, OMP, Polip Hidung?
3.
Apa klasifikasi
dari Glukoma, Katarak, OMP, Polip Hidung?
4.
Apa manifestasi
klinis dari Glukoma, Katarak, OMP, Polip Hidung?
5.
Apa
patofisiologi dari Glukoma, Katarak, OMP, Polip Hidung?
6.
Apa
penatalaksanaan dari Glukoma, Katarak, OMP, Polip Hidung?
7.
Apa pemeriksaan
diagnostic dan penunjang dari Glukoma, Katarak, OMP, Polip Hidung?
8.
Apa komplikasi
dari Glukoma, Katarak, OMP, Polip Hidung?
9.
Apa Asuhan
Keperawatan dari Glukoma, Katarak, OMP, Polip Hidung?
10.
Apa jurnal dari
Glukoma, Katarak, OMP, Polip Hidung?
BAB II
PEMBAHASAN
A. ASUHAN
KEPERAWATAN GLAUKOMA
Seiring dengan berjalannya waktu, seorang
ahli mata, Richard Banister tahun 1662 mengemukakan bahwa ternyata ada dua
jenis katarak. Yaitu, katarak yang dapat disembuhkan dengan operasi
(kelainannya hanya pada lensa mata), dan kedua adalah katarak yang walaupun
dioperasi, penglihatan tidak bisa diperbaiki lagi alias mata tetap kabur.
Untuk menetapkan mana yang bisa dioperasi, Banister
melakukan perabaan pada bola mata. Yang bola matanya terasa lebih keras
dianggap glaukoma, dan tidak bisa diperbaiki/operasi.Baru tahun 1840, Donders
menemukan kunci bola mata mengeras itu. Yaitu akibat tekanan bola mata yang
meningkat. Bekerja sama dengan Bowman, Donders mengembangkan metode pengukuran
tekanan bola mata.
1. DEFINISI
Mata membutuhkan sejumlah tekanan tertentu
agar dapat berfungsi baik. Pada beberapa orang, tekanan bola mata ini dapat
meninggi sehingga akan menyebabkan kerusakan saraf optik. Dapat pula terjadi
bahwa tekanan bola mata masih normal akan tetapi tetap terjadi kerusakan syaraf
optik yang disebabkan karena syaraf optiknya sendiri yang sudah lemah.
Glaukoma berasal dari bahasa Yunani glaukos
yang berarti hijau kebiruan, yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil
penderita glaucoma. Kelainan mata glaucoma ditandai dengan meningkatnya tekanan
bola mata, atrofi papil saraf optic, dan berkurangnya lapangan pandang.
Glaukoma merupakan kelompok penyakit yang
biasanya memiliki satu gambaran berupa kerusakan nervus optikus yang bersifat
progresif yang disebabkan kerena peningkatan tekanan intra okular. Sebagai
akibatnya akan terjadigangguan lapang pandang dan kebutaan. Glaukoma biasanya menimbulkan gangguan pada lapang
pandang perifer pada tahap awal dan kemudian akan mengganggu penglihatan
sentral. Glaukoma ini dapattidak bergejala karena kerusakan terjadi lambat dan
tersamar. Glaukoma dapat diobati jika dapat terdeteksi secara dini.
Glaukoma adalah penyebab kebutaan nomor 2 di
Indonesia setelah katarak, biasanya terjadi pada usia lanjut. Dibeberapa negara
2% penduduk usia diatas 40 tahun menderita Glaukoma, dan di Indonesia Glaukoma
sebagai penyebab kebutaan yang tidak dapat dipulihkan. Hampir separuh penderita glaukoma tidak
menyadari bahwa mereka menderita penyakit tersebut.
Pada kebanyakan kasus, peningkatan tekanan di dalam bola mata menjadi
faktor resiko terpenting sebagai penyebab glaukoma. Bila tekanan
tersebut melampaui batas toleransi ketahanan sel-sel syaraf optik
maka sel-sel tersebut akan mati dan berakibat hilangnya sebagian atau
keseluruhan penglihatan.
Glaukoma tidak hanya disebabkan oleh tekanan yang tinggi di dalam mata. Sembilan
puluh persen (90%) penderita dengan tekanan yang tinggi tidak menderita
glaukoma, sedangkan sepertiga dari penderita glaukoma memiliki
tekanan normal.
2. ETIOLOGI
Penyakit yang ditandai
dengan peningkatan tekanan intra okular ini,disebabkan:
1.
Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar.
2.
Hambatan aliran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau dicelah pupil (glaukoma hambatan pupil).
3.
Sangat mungkin
merupakan penyakit yang diturunkan dalam keluarga
4.
Glaukoma dapat timbul akibat penyakit atau kelainan dalam mata.
5.
Glaukoma dapat diakibatkan penyakit lain di tubuh.
PENYEBAB
Bilik anterior dan bilik posterior mata terisi oleh cairan encer yang
disebut humor aqueus. Dalam keadaan normal, cairan ini dihasilkan di dalam
bilik posterior, melewati pupil masuk ke dalam bilik anterior lalu mengalir
dari mata melalui suatu saluran. Jika aliran
cairan ini terganggu (biasanya karena penyumbatan yang menghalangi keluarnya
cairan dari bilik anterior), maka akan terjadi peningkatan tekanan.
Peningkatan tekanan intraokuler akan
mendorong perbatasan antara saraf optikus dan retina di bagian belakang mata. Akibatnya
pasokan darah ke saraf optikus berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati. Karena
saraf optikus mengalami kemunduran, maka akan terbentuk bintik
buta pada lapang pandang mata. Yang pertama
terkena adalah lapang pandang tepi, lalu diikuti oleh lapang pandang sentral. Jika
tidak diobati, glaukoma pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan.
Glaukoma merupakan penyakit yang dapat
dicegah, akan tetapi bila diketahui dini dan diobati maka glaucoma dapat
diatasi untuk mencegah kerusakan lanjutnya.
FAKTOR RESIKO
Selama bertahun-tahun, para ahli telah
meneliti tentang karakteristik penderita glaucoma. Berdasarkan penelitian
tersebut dapat dikenali berbagai hal yang sering dijumpai pada penderita
sehingga dianggap sebagai factor risiko. Individu yang memiliki factor tersebut
sebaiknya dilakukan pemeriksaan penyaring (screening). Para ahli memperkirakan
dari 1000 orang yang memiliki factor risiko ini kurang lebih dari 10 menerita
glaucoma.
Factor-faktor risiko terjadinya peningkatan
intraokuler dapat dibedakan berdasarkan karakteristik sosiodemografi, penyakit
sitemik dan riwayat keluarga.
1.
Karakter sosiodemografi
a.
Usia
Risiko
terjadinya glaucoma meningkat sesuai dengan pertambahan usia. Risiko akan
semakin tinggi pada usia lebih dari 40 tahun
b.
Jenis Kelamin
Menurut
para ahli yang melakukan penelitian mata di Framingham (The Framingham Eye
Study), risiko pria menderita glaucoma 2 kali lebih besar daripada wanita.
c.
Etnis
Etnis
afrika disbanding dengan etnis kaukasia pada glaucoma sudut terbuka primer
adala 4:1. Glaucoma berpigmen terutama terdapat pada etnis kaukasus.
d.
Warna Kulit
Resiko kulit hitam
7 kali dinbanding kulit putih
2.
Penyakit Sistemik
a. Miopia/hipermiopia
tinggi
Penyakit miopi tinggiberisiko 2-3 kali lebih
besar untuk menderitaglaukoma sudut terbuka. Sedangkan hipermiopia tinggi memperbesar risiko terjadinya glaucoma sudut
tertutup.
b. Diabetes
Mellitus
Hubungan
antara glaucoma dan diabetes mellitus masih keontroversial. Namun demikaian
seseorang yang menderita diabetes disarankan untuk memeriksakan matanya.
c. Hipertensi
Hipertensi memiliki
resiko 6 kali lebih sering. Peningkatan 10 mmHg tekanan darah
akan menaikkan tekanan intraokuler sebanyak 0,24-0.40 mmHg.
d. Migrain
Migrain atau penyempitan pembuluh darah otak (sirkulasi
darah yang buruk).
3.
Riwayat Keluarga
Angka kejadian dengan glaucoma dengan riwayat
glaucoma dalam keluarga mencapai 5-19%. Risiko akan meningkat pada individu
dimana terdapat saudara yang juga menderita glaucoma. Sedangkan jika orang tua
atau anak yang menderita glaokoma , risiko tidak akan terlaulu tinggi.
4.
Faktor lain
a.
Kecelakaan pada mata sebelumnya
b.
Menggunakan steroid (cortisone) dalam jangka waktu lama.
3.
KLASIFIKASI
Bila
merujuk South East Asia Glaucoma Interest Group (http://www.seagig.org), ada berbagai jenis glaukoma yang
paling sering menyerang manusia seperti Primary Open Angle Glaucoma
(glaukoma sudut terbuka), Acute/chronicclosed
angle glaucoma (glaukoma sudut tertutup), Normal
Tension Glaucoma, congenital glaucoma, pigmentary glaucoma dansecondary
glaucoma. Antara orang Asia-Afrika dengan orang Eropa berbeda jenis
penyakit galukoma yang sering menyerangnya.
1.
Glaukoma Primer
a.
Glaukoma Sudut Terbuka
Merupakan sebagian besar dari
glaukoma (90-95%), yang meliputi kedua mata. Timbulnya kejadian dan kelainan
berkembang secara lambat. Disebut sudut terbuka karena humor aqueous mempunyai pintu
terbuka ke jaringan trabekular. Pengaliran dihambat oleh perubahan degeneratif
jaringan rabekular, saluran schleem, dan saluran yang berdekatan. Perubahan
saraf optik juga dapat terjadi. Gejala awal biasanya tidak ada, kelainan
diagnose dengan peningkatan TIO dan sudut ruang anterior normal. Peningkatan
tekanan dapat dihubungkan dengan nyeri mata yang timbul.
b.
Glaukoma Sudut Tertutup (sudut sempit)
Disebut sudut tertutup karena
ruang anterior secara anatomis menyempit sehingga iris terdorong ke depan,
menempel ke jaringan trabekular dan menghambat humor aqueous mengalir ke
saluran schleem. Pergerakan iris ke depan dapat karena peningkatan tekanan
vitreus, penambahan cairan di ruang posterior atau lensa yang mengeras karena
usia tua. Gejala yang timbul dari penutupan yang tiba-tiba dan meningkatnya
TIO, dapat berupa nyeri mata yang berat, penglihatan yang kabur dan terlihat
hal. Penempelan iris menyebabkan dilatasi pupil, bila tidak segera ditangani
akan terjadi kebutaan dan nyeri yang hebat.
2.
Glaukoma Sekunder
Dapat terjadi dari peradangan
mata, perubahan pembuluh darah dan trauma. Dapat mirip dengan sudut terbuka
atau tertutup tergantung pada penyebab.
a.
Perubahan lensa
b.
Kelainan uvea
c.
Trauma
d.
Bedah
3.
Glaukoma Kongenital
a. Primer atau infantil
b. Menyertai kelainan kongenital
lainnya
4.
Glaukoma Absolut
Merupakan stadium akhir glaukoma
(sempit/terbuka) dimana sudah terjadi kebutaan total akibat tekanan bola mata
memberikan gangguan fungsi lanjut. Pada glaukoma absolut kornea terlihat keruh,
bilik mata dangkal, papil atrofi dengan eksvasi glaukomatosa, mata keras
seperti batu dan dengan rasa sakit. Sering mata dengan buta ini mengakibatkan
penyumbatan pembuluh darah sehingga menimbulkan penyulit berupa neovaskulisasi
pada iris, keadaan ini memberikan rasa sakit sekali akibat timbulnya glaukoma
hemoragik.
Pengobatan glaukoma absolut dapat
dengan memberikan sinar beta pada badan siliar, alkohol retrobulber atau
melakukan pengangkatan bola mata karena mata telah tidak berfungsi dan
memberikan rasa sakit.
Berdasarkan Lamanya :
1. Glaukoma Akut
1)
Definisi
Glaukoma akut adalah penyakit
mata yang disebabkan oleh tekanan intraokuler yang meningkat mendadak sangat
tinggi.
2)
Etiologi
Dapat terjadi primer, yaitu
timbul pada mata yang memiliki bakat bawaan berupa sudut berupa sudut bilik
mata depan yang sempit pada kedua mata, atau secara sekunder sebagai akibat
penyakit mata ain. Yang paling banyak dijumpai adalah bentuk primer, menyerang
pasien usia 40 tahun atau lebih.
3)
Faktor predisposisi
Pada bentuk primer, faktor
predisposisinya berupa pemakaian obat-obatan midriatik, berdiam lama di tempat
gelap, dan gangguan emosional. Bentuk sekunder sering disebabkan hifema,
luksasi/subluksasi lensa, katarak intumesen atau katarak hipermatur, uveitis
dengan suklusio/oklusio pupil dan iris bombe, atau pasca pembedahan
intraokuler.
4)
Manifestasi klinik
a.
Mata terasa sangat sakit. Rasa sakit ini mengenai sekitar mata dan daerah
belakang kepala.
b.
Akibat rasa sakit yang berat terdapat gejala gastrointestinal berupa mual
dan muntah, kadang-kadang dapat mengaburkan gejala glaukoma akut.
c.
Tajam penglihatan sangat menurun.
d.
Terdapat halo atau pelangi di sekitar lampu yang dilihat.
e.
Konjungtiva bulbi kemotik atau edema dengan injeksi siliar.
f.
Edema kornea berat sehingga kornea terlihat keruh.
g.
Bilik mata depan sangat dangkal dengan efek tyndal yang positif, akibat
timbulnya reaksi radang uvea.
h.
Pupil lebar dengan reaksi terhadap sinar yang lambat.
i.
Pemeriksaan funduskopi sukar dilakukan karena terdapat kekeruhan media
penglihatan.
j.
Tekanan bola mata sangat tinggi.
k.
Tekanan bola mata antara dua serangan dapat sangat normal.
5)
Pemeriksaan penunjang
Pengukuran dapat dilakukan dengan
tonometri Schiotz dan NCT (Non Contack Tonometri) menunjukkan peningkatan
tekanan. Perimetri, Gonioskopi, dan
Tonografi dilakukan setelah edema kornea menghilang.
6)
Penatalaksanaan
Penderita dirawat dan
dipersiapkan untuk operasi. Operasi yang dilakukan ada 2 cara yaitu
Trabeculectomi dan Crytoterapi. Di evaluasi tekanan intraokuler (TIO) dan
keadaan mata. Bila TIO tetap tidak turun, lakukan operasi segera. Sebelumnya
berikan infus manitol 20% 300-500 ml, 60 tetes/menit. Jenis operasi, iridektomi
atau filtrasi, ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan gonoskopi setelah
pengobatan medikamentosa.
2. Glaukoma Kronik
1)
Definisi
Glaukoma kronik adalah penyakit
mata dengan gejala peningkatan tekanan bola mata sehingga terjadi kerusakan
anatomi dan fungsi mata yang permanen.
2)
Etiologi
Keturunan dalam keluarga,
diabetes mellitus, arteriosklerosis, pemakaian kortikosteroid jangka panjang,
miopia tinggi dan progresif.
3)
Manifestasi klinik
Gejala-gejala terjadi akibat
peningkatan tekanan bola mata. Penyakit berkembang secara lambat namun pasti.
Penampilan bola mata seperti normal dan sebagian tidak mempunyai keluhan pada
stadium dini. Pada stadium lanjut keluhannya berupa pasien sering menabrak
karena pandangan gelap, lebih kabur, lapang pandang sempet, hingga kebutaan
permanen.
4) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan tekanan bola mata dengan palpasi dan
tonometri menunjukkan peningkatan. Nilai dianggap normal 15-20mmHg dan dianggap
patologik diatas 21mmHg.
Pada funduskopi ditemukan cekungan papil menjadi lebih
lebar dan dalam, dinding cekungan bergaung, warna memucat, dan terdapat
perdarahan papil. Pemeriksaan lapang pandang menunjukkan lapang pandang
menyempit, depresi bagian nasal, tanggal Rone, atau skotoma busur.
5) Penatalaksanaan
Pasien diminta datang teratur dan continue (pasien harus
kontrol tiap kali obat yang diberikan oleh dokter habis, dinilai tekanan bola
mata dan lapang pandang, bila lapang pandang semakin memburuk, meskipun hasil
pengukuran tekanan bola mata dalam batas normal, tetapi ditingkatkan.
Dianjurkan berolah raga dan minum harus sedikit-sedikit.
4. PATOFISIOLOGI
Tingginya tekanan intra okuler tergantung pada besarnya produksi aquoeus humor oleh badan siliar dan pengaliran
keluarnya. Besarnya aliran keluar aquoeus humor melalui sudut bilik mata depan juga tergantung padakeadaan
sudut bilik mata depan, keadaan jalinan trabekulum, keadaan kanalSchlemm dan
keadaan tekanan vena episklera.
Tekanan intra
okuler dianggap normal bila < 20mmHg pada pemeriksaan dengan tonometer
aplanasi. Pada tekanan lebih tinggi dari 20 mmHg yang disebut oculi dapat
dicurigai adanya glaucoma. Bila tekana lebih dari 25 mmHg pasien menderita
glaucoma (tonometer Schiotz).
Mekanisme
utama penurunan penglihatan pada glaukoma adalah atrofisel ganglion difus, yang menyebabkan penipisan
lapisan serat saraf dan intibagian dalam retina dan berkurangnya akson
di saraf optikus. Iris dan korpussiliar juga
menjadi atrofi, dan prosesus siliaris memperlihatkan degenerasi hialin.
Diskus optikus menjadi atrofi disertai pembesaran
cekungan optikus diduga disebabkan oleh gangguan perdarahan pada papil yang
menyebabkan degenerasi berkas serabut saraf pada papil saraf optic (gangguan
terjadi pada cabang-cabang sirkulus Zinn-Haller), diduga gangguan ini
disebabkan oleh peninggian tekanan intra okuler. Tekanan intra okuler yang
tinggi secara mekanik menekan pupil saraf optic relative lebih kuat daripada
bagian tengah sehingga terjadi cekungan pada saraf optic.
5. MANINFESTASI KLINIS
1.
Mata terasa sangat sakit. Rasa sakit ini mengenai sekitar
mata dan daerah belakang kepala.
2.
Akibat rasa sakit yang berat terdapat gejala
gastrointestinal berupa mual dan muntah
3.
Tajam penglihatan sangat menurun.
4.
Terdapat halo atau pelangi di sekitar lampu yang dilihat.
5.
Konjungtiva bulbi kemotik atau edema dengan injeksi
siliar.
6.
Edema kornea berat sehingga kornea terlihat keruh.
7.
Bilik mata depan sangat dangkal dengan efek tyndal yang
positif, akibat timbulnya reaksi radang uvea.
8.
Pupil lebar dengan reaksi terhadap sinar yang lambat.
9.
Pemeriksaan funduskopi sukar dilakukan karena terdapat
kekeruhan media penglihatan.
10.
Tekanan bola mata sangat tinggi.
11.
Tekanan bola mata antara dua serangan dapat sangat
normal.
6. PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1.
Tonometri
Tonometer adalah alat yang mengeksploitasi sifat fisik
mata untuk mendapatkantekanan intra okular tanpa perlu mengkanulasi mata. Tekanan intraokuler pada glaukoma ini tidak terlalu
tinggi. Menurut Langleyan kawan – kawan pada glaukoma simpleks terdapat 4 tipe
variasi diurnal :
Flat type : sepanjang hari sama
Rising type : Puncak terdapat pada malam hari
Double variations : Puncaknya terdapat pada jam 9 pagi
dan malamhari
Falling type: Puncak terdapat pada waktu bangun tidur
Nilai dianggap normal 15-20mmHg dan dianggap patologik
diatas 21mmHg.
2.
Lapang Pandangan
Untuk menegagkan diagnosa maupun untuk meneliti
perjalanan penyakitnya, juga bagi menentukan sikap pengobatan selanjutnya.
Harus selalu diteliti keadaan lapang pandangan perifer dan juga sentral. Pada glaukoma yang masih dini, lapang pandang belum
menunjukan kelainan, tetapi lapanh pandang sentral sudah menunjukan adanya
macam-macam skotoma. Jika glaukomanya sudah lanjut, lapang pandang perifer juga
memberikan kelainan berupa penyempitan yang dimulai dari bagian nasal atas.
Yang kemudian akan bersatu dengan kelainan yang ada di tengah yang dapat
menimbulkan tunnel vision, seolah-olah melihat melalui teropong untuk kemudian
buta.
3. Oftalmoskopi
Oftalmoskop sangat berguna untuk menilai keadaan retina, yaitu lapisan mata bagian dalam yang mengandung sel-sel penerima rangsang cahaya
Penggaungan dan atrofi tampak pada papil N. II. Ada yang
mengatakan, bahwa pada glaukoma sudut terbuka, didalam saraf optik
didapatkan kelainan degenerasi yang primer, yang disebabkan oleh insufisiensi
vaskular. Sebab menurut penelitian kemunduran fungsinya terus berlanjut, meskipun
tekanan intra okulernya telah dinormalisir dengan ota-obatan ataupun dengan
operasi. Juga penderitadengan kelainan sistemik seperti diabetes melitus,
arteriosklerosis, lebih mudah mendapat kelainan saraf optik akibat
kenaikan tekanan intra okuler dari pada yang lain.
4.
Gonioskopi
Gonioskopi adalah tes yang menempatkan lensa kontak yang berisi cermin pada mata Pada glaukoma simpleks
sudutnya normal. Cermin itu memungkinkan dokter melihat dari samping mata untuk
memeriksa apakah sudut di mana iris bertemu kornea terbuka atau tertutup . Pada stadium yang lanjut, bila
setelah timbul goniosinechiae ( perlengketan pinggir iris pada kornea/trakekula
) maka sudut dapat tertutup.
5. Tonografi
Terdapat resistance of outflow (hambatan dari pengeluaran
cairan ) hasil pemeriksaan tonografi pada glaukoma simpleks ternyata
kurang dari normal dan menjadi kurang lagi, pada keadaan yang lanjut, (C≤0,13 )
6. Tes Provokasi
Tes minum air
: Kenaikan tensi 8 – 9 mmHg mencurigakan, 10 mmHg pasti patologis
Tes steroid : Kenaikan 8 mmHg,
menunjukan glaucoma
Pressure congestion test : Kenakan 9 mmHg atau lebih
mencurigakan. Sedang bilalebih dari 11 mmHg pasti patologis
7.
KOMPLIKASI
Komplikasi glaukoma pada umunya
adalah kebutaan total akibat tekanan bola mata memberikan ganguan fungsi lanjut
fungsi mata pada kebutaan yaitu :
1. Kornea terlihat keruh
2. Bilik mata terlihat dangkal
3. Papil atrofi dengan eksakavasi(pengganguan) glaukomatosa
4. Mata keras seperti batu dengan rasa sakit
5. Mata dengan kebutaan mengakibatkan penyumbatan pembulu darah
sehingga menimbulkan penyulit berupa neova skularisasi pada iris yang dapat
menyebabkan rasa sakit yang hebat. Pengobatan kebutaan ini dapat dilakukan
dengan memberikan sinar beta pada badan siliar untuk menekan fungsi badan
siliar, alcohol retrobulbar atau melakukan pengangkatan bola mata karena mata
sudah tidak bisa berfungsi dan memberikan rasa sakit.
6. Kebutaan dapat terjadi pada semua jenis glaukoma.
7. Glaukoma dapat memiliki efek sistemik yang mrugikan terutama pada
lansia efek ini dapat berupa pemburukan kondisi jantung,pernafasan,neurologis.
8. PENATALAKSANAAN
MEDIS
Tujuan
utama terapi glaukoma adalah dengan menurunkan tekanan intraokular serta
meningkatkan aliran humor aquos (drainase) dengan efek samping yang minimal.
Penangananya meliputi:
Penatalaksanaan
Medis
1.
Glaukoma Primer
a.
Pemberian tetes mata Beta blocker (misalnya
timolol, betaxolol, carteolol, levobunolol atau metipranolol) yang kemungkinan
akan mengurangi pembentukan cairan di dalam mata dan TIO.
b.
Pilocarpine untuk memperkecil pupil sehingga
iris tertarik dan membuka saluran yang tersumbat.
c.
Obat lainnya yang juga diberikan adalah
epinephrine, dipivephrine dan carbacol (untuk memperbaiki pengaliran cairan atau
mengurangi pembentukan cairan)
d.
Minum larutan gliserin dan air biasa untuk
mengurangi tekanan dan menghentikan serangan glaukoma.
e.
Bisa juga diberikan inhibitor karbonik
anhidrase (misalnya acetazolamide).
f.
Pada kasus yang berat, untuk mengurangi tekanan
biasanya diberikan manitol intravena (melalui pembuluh darah).
2.
Glaukoma sekunder
Pengobatan glaukoma sekunder tergantung kepada
penyebabnya. Jika penyebabnya adalah peradangan, diberikan corticosteroid dan
obat untuk melebarkan pupil. Kadang dilakukan pembedahan.
3.
Glaukoma kongenitalis
Untuk mengatasi Glaukoma kongenitalis perlu
dilakukan pembedahan.
Apabila obat tidak dapat mengontrol glaukoma
dan peningkatan TIO menetap, maka terapi laser dan pembedahan merupakan
alternatif.
1.
Terapi Laser
a.
Laser iridotomy melibatkan pembuatan suatu
lubang pada bagian mata yang berwarna (iris) untuk mengizinkan cairan mengalir
secara normal pada mata dengan sudut sempit atau tertutup (narrow or closed
angles).
b.
Laser trabeculoplasty adalah suatu
prosedur laser dilaksanakan hanya pada mata-mata dengan sudut-sudut terbuka
(open angles). Laser trabeculoplasty tidak menyembuhkan glaukoma, namun
sering dilakukan daripada meningkatkan jumlah obat-obat tetes mata yang
berbeda-beda. Pada beberapa kasus-kasus, dia digunakan sebagai terapi permulaan
atau terapi utama untuk open-angle glaukoma. Prosedur ini adalah metode
yang cepat, tidak sakit, dan relatif aman untuk menurunkan tekanan intraocular.
Dengan mata yang dibius dengan obat-obat tetes bius, perawatan laser
dilaksanakan melalui lens kontak yang berkaca pada sudut mata (angle of the
eye). Microscopic laser yang membakar sudut mengizinkan cairan
keluar lebih leluasa dari kanal-kanal pengaliran.
c.
Laser cilioablation (juga dikenal
sebagai penghancuran badan ciliary atau cyclophotocoagulation) adalah
bentuk lain dari perawatan yang umumnya dicadangkan untuk pasien-pasien dengan
bentuk-bentuk yang parah dari glaukoma dengan potensi penglihatan yang miskin.
Prosedur ini melibatkan pelaksanaan pembakaran laser pada bagian mata yang
membuat cairan aqueous (ciliary body). Pembakaran laser ini
menghancurkan sel-sel yang membuat cairan, dengan demikian mengurangi tekanan
mata.
2.
Terapi
Pembedahan
a.
Trabeculectomy
Trabeculectomy adalah suatu prosedur operasi
mikro yang sulit, digunakan untuk merawat glaukoma. Pada operasi ini, suatu
potongan kecil dari trabecular meshwork yang tersumbat dihilangkan untuk
menciptakan suatu pembukaan dan suatu jalan kecil penyaringan yang baru dibuat
untuk cairan keluar dari mata. Untk jalan-jalan kecil baru, suatu bleb
penyaringan kecil diciptakan dari jaringan conjunctiva (conjunctival tissue).
Conjunctiva adalah penutup bening diatas putih mata. Filtering bleb adalah
suatu area yang timbul seperti bisul yang ditempatkan pada bagian atas mata dibawah
kelopak atas. Sistim pengaliran baru ini mengizinkan cairan untuk meninggalkan
mata, masuk ke bleb, dan kemudian lewat masuk kedalam sirkulasi darah kapiler
(capillary blood circulation) dengan demikian menurunkan tekanan mata.
Trabeculectomy adalah operasi glaukoma yang paling umum dilaksanakan. Jika
sukses, dia merupakan alat paling efektif menurunkan tekanan mata.
b.
Viscocanalostomy
Viscocanalostomy adalah suatu
prosedur operasi alternatif yang digunakan untuk menurunkan tekanan mata. Dia
melibatkan penghilangan suatu potongan dari sclera (dinding mata) untuk
meninggalkan hanya suatu membran yang tipis dari jaringan melaluinya cairan
aqueous dapat dengan lebih mudah mengalir. Ketika dia lebih tidak invasiv
dibanding trabeculectomy dan aqueous shunt surgery, dia juga
bertendensi lebih tidak efektif. Ahli bedah kadangkala menciptakan tipe-tipe
lain dari sistim pengaliran (drainage systems). Ketika operasi glaukoma
seringkali efektif, komplikasi-komplikasi, seperti infeksi atau perdarahan,
adalah mungkin. Maka, operasi umumnya dicadangkan untuk kasus-kasus yang dengan
cara lain tidak dapat dikontrol
9. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GLAUKOMA
DATA DASAR PENGKAJIAN
1.
Anamnesis
a.
Riwayat
- Riwayat okular : tanda peningkatan TIO,
mual, muntah, pandangan kabur, pernah mengalami infeksi, trauma, pembedahan
- Riwayat kesehatan : menderita diabetes melitus, hipertensi,
penyakit kardiovaskular, keluarga penderita glaukoma, penggunaan obat-obatn
jangka lama, antidepresan
- Psikososial : kemampuan aktivitas, gangguan membaca, risiko jatuh
dari kendaraan
b. Pengkajian umum :
- Usia
- Gejala penyakit sistemik
- Gejala gastrointestinal : mual, muntah
2. Pemeriksaan
Pengkajian
khusus mata :
a. Inspeksi untuk mengetahui adanya inflamasi mata,
sklera kemerahan, koernea keruh, dilatasi pupil sedang yang gagal bereaksi
dengan cahaya.
b. Palpasi untuk memeriksa mata yang mengalami
peningkatan TIO, terasa lebih keras dibanding mata yang lain
c. Pengukuran TIO dengan tonometer, pada keadaan kronik
didapat nilai 22-32 mmHg, sedangkan keadaan akut >30 mmHg
d. Pemeriksaan fisik dengan menggunakan oftalmoskop
untuk mengetahui adanya atrofi diskus optikus. Diskus optikus menjadi lebih
luas dan lebih dalam.
e. Perimetri menunjukkan adanya penurunan luas
lapang pandang
f. Gonioskopi menunjukkan sudut mata tertutup
atau terbuka
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Glaukoma berasal dari bahasa Yunani glaukos yang berarti
hijau kebiruan, yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita
glaucoma. Kelainan mata glaucoma ditandai dengan meningkatnya tekanan bola
mata, atrofi papil saraf optic, dan berkurangnya lapangan pandang.
1 komentar:
BetMGM launches Sportsbook at Virgin Hotels Las Vegas in
New 광양 출장샵 customer and bettors can 의정부 출장마사지 bet at 영주 출장마사지 betMGM Las 화성 출장안마 Vegas sportsbook 여주 출장샵 in the Virgin Hotels Las Vegas BetMGM Las Vegas Promo Code 2021.
Posting Komentar