KEPERATAN
KOMUNITAS DAN PENGKAJIAN
DISUSUN OLEH :
LUTHFYANI WIDYA PRATAMA MULYA
S1 KEPERAWATAN
DISUSUN OLEH :
LUTHFYANI WIDYA PRATAMA MULYA
S1 KEPERAWATAN
BAB
I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
` Keperawatan
adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak terpenuhinya kebutuhan
dasar manusia yang dapat mempengaruhi perubahan, penyimpangan atau tidak
berfungsinya secara optimal setiap unit yang terdapat dalam sistem hayati tubuh
manusia, balk secara individu, keluarga, ataupun masyarakat dan ekosistem.
Komunitas adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan lebih sering
dibandingkan dengan manusia lain yang berada diluarnya serta saling
ketergantungan untuk memenuhi keperluan barang dan jasa yang penting untuk
menunjang kehidupan sehari-hari
Keperawatan komunitas belum menjadi suatu trend
dikalangan masyarakat secara merata. Sementara ini orang masih mengenal
Posyandu, Puskesmas atau Rumah Sakit manakala menjumpai masalah kesehatan
aktual atau emergency. Masyarakat mungkin sering lupa atau kurang terbisa
berfikir dan berperilaku yang dapat meningkatkan derajat kesehatan atau
pencegahan penyakit. Belum lagi adanya pemikiran bahwa status kesehatan
komunitas adalah semata-mata menjadi tanggung jawab petugas kesehatan dan bukan
bagian dari kinerja kehidupan masyarakat pada umumnya.
Keperawatan komunitas memprioritaskan pada upaya untuk
meningkatkan kesehatan (promotif dan preventif) dengan tidak mengabaikan
usaha-usaha kuratif dan rehabilitatif hal ini sesuai dengan motto : “lebih baik
mencegah dari pada mengobati.“ Keperawatan Komunitas juga berguna untuk
mengingatkan dan membawa masyarakat untuk mengantisipasi masalah kesehatannya
sendiri, menggali potensi dan menggunakan sumber daya manisia yang ada di
masyarakat.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Tujuan umum penulisan ini adalah untuk menjelaskan tentang persfektif dan
falsafah,ruang lingkup keperawatan komunitas.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus penulisan ini adalah untuk menjabarkan tentang :
A.
Falsafah keperawatan komunitas
B.
Ruang lingkup
C.
Tujuan perawatan kesehatan komunitas
D.
Ruang lingkup perawatan kesehatan komunitas
E.
Kegiatan praktik keperawatan komunitas
F.
Model pendekatan
G.
Metode
H.
Isu dan trend keperawatan komunitas.
C. Manfaat Penulisan
Diharapkan tulisan ini bermanfaat untuk:
1.
Memperkuat pemahaman ilmu pengetahuan yaitu tentang
materi persfektif dan falsafah ruang lingkup trend dan isu keperawatan
komunitas
2.
Menjadi bahan masukan dan saran untuk meningkatkan
efektivitas dan kreatifitas mahasiswa dalam meningkatkan ilmu pengetahuan
D.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup penulisan karya
ilmiah ini hanya membatasi masalah tentang materi persfektif dan falsafah ruang
lingkup trend dan isu keperawtan komunitas
E.
Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisannya
terdiri dari :
BAB I
Pendahuluan
- Latar Belakang
- Tujuan Penulisan
- Manfaat Penulisan
- Ruang Lingkup
- Sistematika penulisan
BAB II
Pembahasan
Adapun pembahasannya terdiri
dari :
I.
Falsafah keperawatan komunitas
J.
Ruang lingkup
K.
Tujuan perawatan kesehatan komunitas
L.
Ruang lingkup perawatan kesehatan komunitas
M.
Kegiatan praktik keperawatan komunitas
N.
Model pendekatan
O.
Metode
P.
Isu dan trend keperawatan komunitas.
BAB III
Penutup
- Kesimpulan
- Saran
Daftar pustaka
BAB II
PRESFEKTIF DAN FALSAFAH,RUANG
LINGKUP TREND DAN ISU KEPERWATAN KOMUNITAS
A. Falsafah
keperawtan komunitas
Falsafah Keperawatan Komunitas Keperawatan komunitas
merupakan pelayanan yang memberikan pelayanan terhadap pengaruh lingkungan
(bio, psiko, sisio, cultural dan spiritual) terhadap kesehatan komunitas dan
memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan. Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu keoada
falsafah atau paradigma keperawatan secara umum yaitu manusia atau kemanusiaan
merupakan titik sentral setiap upaya pembangunan kesehatan yang menjunjung
tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan bertolak dari pandangan ini disusun falsafah
atau paradigma keperawatan komunita yang terdiri dari 4 komponen dasar, seperti
yang diuraikan di bawah ini :
a. Manusia Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu/klien yang berada pada lokasi atau batas geografis tertentu yang memiliki nilai-nilai, keyakinan dan minat relatif sama serta adanya interaksi satu sama lain untuk mencapai tujuan. Komunitas sebagai klien yang dimaksud termasuk kelompok beresiko tinggi antara lain; daerah terpencil, daerah rawan, daerah kumuh.
b. Kesehatan Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan dasar klien/komunitas. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan mengatasi stressor.
a. Manusia Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu/klien yang berada pada lokasi atau batas geografis tertentu yang memiliki nilai-nilai, keyakinan dan minat relatif sama serta adanya interaksi satu sama lain untuk mencapai tujuan. Komunitas sebagai klien yang dimaksud termasuk kelompok beresiko tinggi antara lain; daerah terpencil, daerah rawan, daerah kumuh.
b. Kesehatan Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan dasar klien/komunitas. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan mengatasi stressor.
c.
Lingkungan Semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien,
yang bersifatbiologis, psikologis, sosial cultural dan spiritual.
d.
Keperawatan Intervensi/tindakan yang bertujuan untuk menekan stressor atau
meningkatkan kemampuan klien/komunitas menghadapi stressor melalui pencegahan
primer, sekunder dan tersier.
Berdasarkan falsafah tersebut diatas dikembangkan pengertian, tujuan, sasaran dan strategi
Berdasarkan falsafah tersebut diatas dikembangkan pengertian, tujuan, sasaran dan strategi
intervensi
keperawatan komunitas.
Keperawatan komunitas merupakan suatu kesatuan yang unik
dari praktek keperawatan dan kesehatan masyarkat yang ditujukan pada
pengembangan dan peningkatan kemampuan kesehatan baik diri sendiri sebagai
perorangan maupun secara kolektif sebagai keluarga, kelompok khusus atau
masyarakat dan pelayanan tersebut mencakup spektrum pelayanan kesehatan untuk
masyarakat (Freedman, 1981).
Menurut Anderson & Farlane (2007), menjelaskan bahwa
perawat komunitas idealnya sebagai seorang advokat individu dan kesehatan
keluarga serta terampil dalam membangun hubungan saling percaya, perawatan
memiliki pemahaman yang baik tentang kebutuhan dan pelayanan lokal. Karena
pengalaman sebagai advokat kesehatan individu dan keluarga, perawat, dalam
suatu model advokasi komunitas, dapat menerjemahkan pengetahuan khusus mereka
tentang pelayanan keluarga ke dalam konteks yang lebih besar dari kemitraan
komunitas.
Falsafah keyakinan terhadap nilai – nilai yang menjadi
pedoman untuk mencapai tujuan dan dipakai sebagai pandangan hidup. Falsafah
kesehatan masyarakat adalah sebagai berikut (Subekti,2005):
- Pelayanan kesehatan terjangkau dan dapat diperoleh oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan.
- Upaya promotif dan preventif adalah upaya tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
- Pelayanan kesehatan yang diberikan pada klien yang berlangsung secara berkelanjutan.
- Perawat sebagai provider dan klien sebagai pelayanan kesehatan menjadi suatu hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan pelayanan kesehatan.
- Pengembangan tenaga kesehatan masyarakat direncanakan dalam pelayanan kesehatan secara berkesinambungan.
- Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya. Masyarakat juga harus ikut mendorong, mendidik dan berpartisipasi secara aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri.
Paradigma keperawatan komunitas terdiri
dari:
1) Manusia
Manusia
sebagai klien berarti sekumpulan individu atau klien yang memilki nilai,
keyakinan, minat, dan interaksi satu sama lainnya untuk mencapai tujuan.
2) Kesehatan
Adalah
suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan dasar klien atau
komunitas.
Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan
mengatasi stressor.
3) Lingkungan
Semua factor internal dan eksternal atau pengaruh
di sekitar klien yang bersifat biologis,
psikologis, sosial, cultural, dan spiritual.
4) Keperawatan
Intervensi bertujuan untuk menekan stressor atau
meningkat kemampuan klien melalui upaya pencegahan primer, sekunder, dan
tertier.
B.
Ruang
lingkup
a.
Perawatan
Kesehatan Komunitas
Perawatan kesehatan
menurut Ruth B. Freeman (1961) adalah sebagai suatu lapangan khusus di bidang
kesehatan, keterampilan hubungan antar manusia dan keterampilan erorganisasi
diterapkan dalam hubungan yang serasi kepada keterampilan anggota profesi
kesehatan lain dan kepada tenaga sosial demi untuk memelihara kesehatan
masyarakat. Oleh karenanya perawatan kesehatan masyarakat ditujukan kepada
individu-individu, keluarga, kelompok-kelompok yang mempengaruhi kesehatan
terhadap keseluruhan penduduk, peningkatan kesehatan, pemeliharaan kesehatan,
penyuluhan kesehatan, koordinasi dan pelayanan keperawatan berkelanjutan
dipergunakan dalam pendekatan yang menyeluruh terhadap keluarga, kelompok dan
masyarakat.
Keperawatan komunitas perlu dikembangkan di tatanan pelayanan kesehatan dasar yang melibatkan komunitas secara aktif, sesuai keyakinan keperawatan komunitas. Sedangkan asumsi dasar keperawatan komunitas menurut American Nurses Assicoation (ANA, 1980) didasarkan pada asumsi:
Keperawatan komunitas perlu dikembangkan di tatanan pelayanan kesehatan dasar yang melibatkan komunitas secara aktif, sesuai keyakinan keperawatan komunitas. Sedangkan asumsi dasar keperawatan komunitas menurut American Nurses Assicoation (ANA, 1980) didasarkan pada asumsi:
1.
Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks
2.
Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier merupakan komponen
pelayanan kesehatan
3.
Keperawatan merupakan sub sistem pelayanan kesehatan, dimana hasil
pendidikan dan penelitian melandasi praktek.
4.
Fokus utama adalah keperawatan primer sehingga keperawatan komunitas
perlu dikembangkan di tatanan kesehatan utama.
Adapun unsur-unsur
perawatan kesehatan mengacu kepada asumsi-asumsi dasar mengenai perawatan
kesehatan masyarakat, yaitu:
1.
Bagian integral dari pelayanan kesehatan khususnya keperawatan
2.
Meerupakan bidang khusus keperawatan
3.
Gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial
(interaksi sosial dan peran serta masyarakat)
4.
Sasaran pelayanan adalah individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat
baik yang sehat maupun yang sakit.
5.
Ruang lingkup kegiatan adalah upaya promotif, preventif, kuratif,
rehabilitative dan resosialitatif dengan
penekanan pada upaya preventif dan
promotif.
6. Melibatkan partisipasi masyarakat
6. Melibatkan partisipasi masyarakat
7.
Bekerja secara team (bekerjasama)
8.
Menggunakan pendekatan pemecahan masalah dan perilaku
9.
Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan ilmiah
10.
Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan
masyarakat
secara keseluruhan.
Keyakinan
keperawatan komunitas yang mendasari praktik keperawatan komunitas adalah:
1. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat diterima semua
1. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat diterima semua
orang
2. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan dalam hal ini
2. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan dalam hal ini
komunitas
3. Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan perlu
3. Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan perlu
terjalin kerjasama yang baik
4. Lingkungan dapat
mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat mendukung
maupun mengahambat
5. Pencegahan
penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan
6. Kesehatan
merupakan tanggung jawab setiap orang
Berdasarkan pada
asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka dapat dkembangkan
falsafah keprawatan komunitas sebagai landasan praktik keperawatan komunitas.
Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan komunitas merupakan pelayanan
yang memberikan perhatian etrhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural
dan spiritual) terhadap kesehatan komunitas, dan memberikan prioritas pada
strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi
keperawatan komunitas mengacu kepada paradigma keperawatan yang terdiri dari 4
hal penting, yaitu: manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Pelayanan
keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur dan manusiawi yang
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasrkan kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya.
2. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasrkan kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya.
3. Pelayanan
perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima oleh semua
orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan
4. Upaya preventif
dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative
5. Pelayanan
keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung secara
berkesinambungan
6. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai consumer
6. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai consumer
pelayanan
keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang saling
mendukung dan
mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah
peningkatan status kesehatan masyarakat
7. Pengembangan
tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan secara
berkesinambungan
dan terus menerus
8. Individu dalam
suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya, ia harus ikut dalam
upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan
mereka sendiri.
C. Tujuan
Perawatan Kesehatan Komunitas
Tujuan Umum
Meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat kesehatan yang
optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan
kapasitas yang
mereka miliki.
Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan
berbagai kemampuan individu, keluarga, kelompok khusus dan msyarakat dalam hal:
1) Mengidentifikasi
masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi
2) Menetapkan
masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah
3) Merumuskan
berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan/keperawatan
4) Menanggulangi
masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi
5) Penilaian hasil
kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan/keperawatan
6) Mendorong dan
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan
kesehatan/keperawatan
7) Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self care)
7) Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self care)
8) Menanamkan
perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan, dan
9) Lebih spesifik lagi adalah untuk menunjang fungsi Puskesmas dalam menurunkann
9) Lebih spesifik lagi adalah untuk menunjang fungsi Puskesmas dalam menurunkann
angka kematian bayi, ibu dan balita serta
diterimanya norma keluarga kecil bahagia
dan sejahtera
10) Tertanganinya
kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap masalah kesehatan.
Sasaran
Sasaran perawatan
kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik
yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah kesehatan/perawatan.
Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat diris endiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.
Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat diris endiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.
Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggotat keluarga mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang ada disekitarnya.
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggotat keluarga mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang ada disekitarnya.
Kelompok Khusus
Kelompok khusus
adala kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur,
permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah
kesehatan. Termasuk diantaranya adalah:
1) Kelompok khusus
dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan petumbuhannya, seperti:
a. Ibu hamil
b. Bayi baru lahir
c. Balita
d. Anal usia
sekolah
e. Usia lanjut
2) Kelompok dengan
kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan serta asuhan
keperawatan, diantaranya adalah:
a. Penderita
penyakit menular, seperti: TBC, Lepra, AIDS, penyekit kelamin lainnya.
b. Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus, jantung
b. Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus, jantung
koroner, cacat fisik, gangguan mental dan
lain sebagainya.
3) Kelompok yang
mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
a. Wanita tuna
susila
b. Kelompok
penyalahgunaan obat dan narkoba
c.
Kelompok-kelompok pekerja tertentu
d. Dan
lain-lain
4) Lembaga
sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
a. Panti wredha
b. Panti asuhan
c. Pusat-pusat
rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
d. Penitipan
balita
Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalam berinteraksi sesama anggota masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik permasalahan sosial, kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalam berinteraksi sesama anggota masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik permasalahan sosial, kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.
D. Ruang lingkup keperawatan kesehatan komunitas
Ruang
lingkup praktik keperawatan masyarakat meliputi: upaya-upaya peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan dan
pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan
serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke
lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosialisasi).
Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan
yang ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan
upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.
Upaya
Promotif
Upaya
promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat dengan jalan memberikan:
1)
Penyuluhan kesehatan masyarakat
2)
Peningkatan gizi
3)
Pemeliharaan kesehatan perseorangan
4) Pemeliharaan
kesehatan lingkungan
5) Olahraga secara
teratur
6) Rekreasi
7) Pendidikan seks
Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan
untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan terhadap kesehatan terhadap
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:
1) Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
1) Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
2) Pemeriksaan
kesehatan secara berkala melalui Posyandu, Puskesmas maupun
kunjungan rumah
3) Pemberian
vitamin A dan yodium melalui Posyandu, Puskesmas ataupun di rumah
4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan meyusui
4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan meyusui
Upaya Kuratif
Upaya kuratif
ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga, kelompok dan
masyarakat yang menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui kegiatan:
1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
2) Perawatan orang
sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari Puskesmas dan rumah
sakit.
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas.
4) Perawatan payudara
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas.
4) Perawatan payudara
5) Perawatan tali
pusat bayi baru lahir
Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif
merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang dirawat di
rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang
sama, misalnya Kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya, dilakukan melalui kegiatan:
1) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita Kusta, patah
1) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita Kusta, patah
tulang mapun kelainan bawaan
2) Latihan-latihan
fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, misalnya
TBC, latihan nafas dan batuk, penderita
stroke: fisioterapi manual yang mungkin
dilakukan oleh perawat
Upaya
Resosialitatif
Upaya resosialitatif
adala upaya mengembalikan individu, keluarga dan kelompok khusus ke dalam
pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-kelompok yang diasingkan oleh
masyarakat karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau
kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna
wisma dan lain-lain. Disamping itu, upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat
untuk dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai masalah kesehatan tersebut
dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka derita. Hal ini
tentunya membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau batasan-batasan yang
jeals dan dapat dimengerti.
E. Kegiatan Praktik Keperawatan Komunitas
E. Kegiatan Praktik Keperawatan Komunitas
Kegiatan praktik
keperawatan komunitas yang dilakukan perawat mempunyai lahan yang luas dan
tetap menyesuaikan dengan tingkat pelayanan kesehatan wilayah kerja perawat,
tetapi secara umum kegiatan praktik keperawatan komunitas adalah sebagai
berikut:
1) Memberikan asuhan keperawatan langsung kepada individu, keluarga, kelompok
1) Memberikan asuhan keperawatan langsung kepada individu, keluarga, kelompok
khusus
baik di rumah (home nursing), di sekolah (school health nursing), di
perusahaan, di Posyandu, di Polindes dan di daerah binaan
kesehatan masyarakat.
2)
Penyuluhan/pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka merubah perilaku
individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
3) Konsultasi dan
pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi
4) Bimbingan dan
pembinaan sesuai dengan masalah yang mereka hadapi
5) Melaksanakan
rujukan terhadap kasus-kasus yang memerlukan penanganan lebih
lanjut
6) Penemuan kasus pada tingakat individu, keluarga, kelompok dan amsyarakat
6) Penemuan kasus pada tingakat individu, keluarga, kelompok dan amsyarakat
7) Sebagai
penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan
8) Melaksanakan asuhan keperawatan komuniti, melalui pengenalan masalah kesehatan
8) Melaksanakan asuhan keperawatan komuniti, melalui pengenalan masalah kesehatan
masyarakat, perencanaan kesehtan, pelaksanaan
dan penilaian kegiatan dengan
menggunakan proses keperawatan sebagai
suatu usaha pendekatan ilmiah
keperawatan.
9) Mengadakan koordinasi di berbagai kegiatan asuhan keperawatan komuniti
10) Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi terkait.
11) Memberikan ketauladanan yang dapat dijadikan panutan oleh individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang berkaitan dengan keperawatan dan kesehatan.
9) Mengadakan koordinasi di berbagai kegiatan asuhan keperawatan komuniti
10) Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi terkait.
11) Memberikan ketauladanan yang dapat dijadikan panutan oleh individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang berkaitan dengan keperawatan dan kesehatan.
F. Model Pendekatan
Pendekatan
yang digunakan perawat dalam memecahkan masalah kesehatan masyarakat yang
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat secara keseluruhan
adalah pendekatan pemecahan masalah (problem solving approach) yang dituangkan
dalam proses keperawatan dengan memanfaatkan pendekatan epidemiologi yang
dikatkan dengan upaya kesehatan dasar (PHC).
Pendekatan
pemecahan masalah dimaksudkan bahwa setiap masalah kesehatan yang dihadapi
individu, keluarga, kelompok dan masyakrakat akan dapat diatsi oleh perawat
melalui keterampilan melaksanakan intervensi keperawatan sebagai bidang
keahliannya dalam melaksanakan profesinya sebagai perawat kesehatan masyarakat.
Bila
kegiatan perawatan komunitas dan keluarga menggunakan pendekatan terhadapat
keluarga binaan disebut dengan family approach, maka bila pembinaann keluarga
berdasarkan atas seleksi kasus yang datang ke Puskesmas yang dinilai memerlukan
tindak lanjut disebut dengan case approach, sedangkan bila pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan pendekatan yang dilakukan terhadap masyarakat
daerah binaan melalui survei mawas diri dengan melibatkan partisipasi
masyarakat disebut community approach.
G. Metode
Dalam
melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat, metode yang digunakan
adalah proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah di dalam bidang
keperawatan, melalui tahap-tahap sebagai berikut:
·
Pengkajian
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan perawat kesehatan masyarakat dalam mengkaji masalah kesehatan baik di tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat adalah:
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan perawat kesehatan masyarakat dalam mengkaji masalah kesehatan baik di tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat adalah:
1) Pengumpulan
Data
2) Kegiatan
ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi individu,
keluarga, kelompok khusus dan masyarakat melalui wawancara, observasi, studi
dokumentasi dengan menggunakan instrumen pengumpulan data dalam menghimpun informasi.
Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta faktor lingkungannya. Elemen pengkajian komunitas menurut Anderson dan MC. Forlane (1958) terdiri dari inti komunitas, yaitu meliputi demografi; populasi; nilai-nilai keyakinan dan riwayat individu termasuk riwayat kesehatan. Sedangkan faktor lingkungan adalah lingkungan fisik; pendidikan; keamanan dan transportasi; politik dan pemerintahan; pelayanan kesehatan dan sosial; komunikasi; ekonomi dan rekreasi.
Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta faktor lingkungannya. Elemen pengkajian komunitas menurut Anderson dan MC. Forlane (1958) terdiri dari inti komunitas, yaitu meliputi demografi; populasi; nilai-nilai keyakinan dan riwayat individu termasuk riwayat kesehatan. Sedangkan faktor lingkungan adalah lingkungan fisik; pendidikan; keamanan dan transportasi; politik dan pemerintahan; pelayanan kesehatan dan sosial; komunikasi; ekonomi dan rekreasi.
3) Hal
diatas perlu dikaji untuk menetapkan tindakan yang sesuai dan efektif dalam
langkah-langkah selanjutnya.
·
Analisa
Data
Analisa
data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh dan disusun dalam suatu
format yang sistematis. Dalam menganalisa data memerlukan pemikiran yang
kritis.
Data
yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar faktor stressor yang mengancam
dan seberapa berat reaksi yang timbul di komunitas. Selanjutnya dirumuskan
maslah atau diagnosa keperawatan. Menurut Mueke (1987) maslah tersebut terdiri
dari:
a. Masalah sehat sakit
b. Karakteristik populasi
c.
Karakteristik lingkungan
·
Perumusan
Masalah dan Diagnosa Keperawatan/Kesehatan
Kegiatan ini dilakukan diberbagai tingkat sesuai dengan urutan prioritasnya. Diagnosa keperawatan yang dirumuskan dapat aktual, ancaman resiko atau wellness.
Kegiatan ini dilakukan diberbagai tingkat sesuai dengan urutan prioritasnya. Diagnosa keperawatan yang dirumuskan dapat aktual, ancaman resiko atau wellness.
Dasar
penentuan masalah keperawatan kesehatan masyarakat antara lain:
a. Masalah yang ditetapkan dari data umum
a. Masalah yang ditetapkan dari data umum
b.
Masalah yang dianalisa dari hasil kessenjangan pelayanan kesehatan
Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk enentukan tindakan yang lebih dahulu ditanggulangi karena dianggap dapat mengancam kehidupan masyarakat secara keseluruhan dengan mempertimbangkan:
a. Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat
Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk enentukan tindakan yang lebih dahulu ditanggulangi karena dianggap dapat mengancam kehidupan masyarakat secara keseluruhan dengan mempertimbangkan:
a. Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat
b.
Kebijaksanaan nasional dan wilayah setempat
c.
Kemampuan dan sumber daya masyarakat
d.
Keterlibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat
Kriteria
skala prioritas:
a.
Perhatian masyarakat, meliputi: pengetahuan, sikap, keterlibatan emosi
masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi dan urgensinya untuk segera
ditanggulangi.
b.
Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada suatu kurun waktu
tertentu
c.
Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut dapat menimbulkan
gangguan terhadap kesehatan masyarakat
d. Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola dengan mempertimbangkan berbagai alternatif dalam cara-cara pengelolaan masalah yang menyangkut biaya, sumber daya, srana yang tersedia dan kesulitan yang mungkin timbul (Effendi Nasrul, 1995).
d. Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola dengan mempertimbangkan berbagai alternatif dalam cara-cara pengelolaan masalah yang menyangkut biaya, sumber daya, srana yang tersedia dan kesulitan yang mungkin timbul (Effendi Nasrul, 1995).
·
Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1)
Menetapkan tujuan dan sasaran pelayanan
2)
Menetapkan rencana kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan dan
keperawatan
3) Menetapkan kriteria keberhasilan dari rencana tindakan yang akan
3) Menetapkan kriteria keberhasilan dari rencana tindakan yang akan
dilakukan.
·
Pelaksanaan
Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan melibatkan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sepenuhnya dalam mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat adalah:
Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan melibatkan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sepenuhnya dalam mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat adalah:
1)
Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral
dengan
instansi
terkait
2) Mengikutsertakan
partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehatanny
3) Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat
Level pencegahan dalam pelaksanaan praktik keperawatan komunitas terdiri atas:
a. Pencegahan Primer
Level pencegahan dalam pelaksanaan praktik keperawatan komunitas terdiri atas:
a. Pencegahan Primer
Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau ketidak fungsinya dan
diaplikasikannya ke dalam populasi sehat pada umumnya dan perlindungan khusus
terhadap penyakit.
b.
Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi yang tepat
untuk menghambat proses patologis, sehingga memprependek waktu sakit dan
tingkat keparahan.
c.
Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dimulai pad saat cacat atau terjadi ketidakmampuan
sambil stabil atau menetap atau tidak dapat diperbaiki sama sekali.
Rehabilitasi sebagai pencegahan primer lebih dari upaya menghambat proses
penyakit sendiri, yaitu mengembalikan individu kepada tingkat berfungsi yang
optimal dari ketidakmampuannya.
·
Penilaian/Evaluasi
Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program kesehatan. Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah masukan (input), pelaksanaan (proses) dan hasil akhir (output).
Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program kesehatan. Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah masukan (input), pelaksanaan (proses) dan hasil akhir (output).
Penilaian
yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai, sesuai dengan
perencanaan yang telah disusun semula. Ada 4 dimensi yang harus dipertimbangkan
dalam melaksanakan penilaian, yaitu:
1) Daya guna
1) Daya guna
2)
Hasil guna
3)
Kelayakan
4)
Kecukupan
Fokus
evaluasi adalah:
1)
Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan
Pelaksanaan
2) Perkembangan atau kemajuan proses
3) Efisiensi biaya
4) Efektifitas kerja
5) Dampak: apakah status kesehatan meningkat/menurun, dalam rangka
waktu berapa?
Perubahan ini akan berkembang sesuai tingkat peran masing-masing, apabila
peran masyarakat dan perawat sama-sama naik maka maka status kesehatan akan
meningkat. Begitu juga sebaliknya. Untuk memandirikan klien dalam menanggulangi
masalah kesehatan, pada awalnya peran perawat lebih besar daripada klien dan
berangsur-angsur peran klien lebih besar daripada perawat.
Perawat komunitas dapat bekerja diberbagai tatanan:
1. Klinik rawat jalan
2. Kantor kesehatan
3. Kesehatan kerja
4. Sekolah
5. Rumah
6. Perkemahan
7. Institusi pemeliharaan kesehatan
8. Tempat pengungsian
Perawat
komunitas dapat bekerja sebagai :
1. Perawat
keluarga
Keperawatan
kesehatan keluarga adalah tingkat keperawatan tingkat kesehatan masyarakat yang
dipusatkan pada keluarga sebagai satu kesatuan yang dirawat dengan sehat
sebagai tujuan pelayanan dan perawatan sebagai upaya (Bailon dan Maglaya,
1978).
Perawat
keluarga adalah :
Perawat
teregistrasi dan telah lulus dalam bidang keperawatan yang dipersiapkan untuk
praktek memberikan pelayanan individu dan keluarga disepanjang rentang sehat
sakit. Praktek ini mencakup pengambilan keputusan independen dan interdependen
dan secara langsung bertanggung gugat terhadap keputusan klinis.
Peran perawat keluarga adalah melaksanakan asuhan keperawatan keluarga, berpartisipasi dan menggunakan hasil riset, mengembangkan dan melaksanakan kebijakan di bidang kesehatan, kepemimpinan, pendidikan, case managemen dan konsultasi.
Peran perawat keluarga adalah melaksanakan asuhan keperawatan keluarga, berpartisipasi dan menggunakan hasil riset, mengembangkan dan melaksanakan kebijakan di bidang kesehatan, kepemimpinan, pendidikan, case managemen dan konsultasi.
2. Perawat
sekolah
Perawat
kesehatan sekolah
Keperawatan
sekolah adalah: keperawatan yang difokuskan pada anak ditatanan pendidikan guna
memenuhi kebutuhan anak dengan mengikutsertakan keluarga maupun masyarakat
sekolah dalam perencanaan pelayanan (Logan, BB, 1986)
Perawatan kesehatan sekolah mengaplikasikan praktek keperawatan untuk memenuhi kebutuhan unit individu, kelompok dan masyarakat sekolah.
Keperawatan kesehatan sekolah merupakan salah satu jenis pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk mewujudkan dan menumbuhkan kemandirian siswa untuk hidup sehat, menciptakan lingkungan dan suasana sekolah yang sehat. Fokus utama perawat kesehatan sekolah adalah siswa dan lingkunganya dan sasaran penunjang adalah guru dan kader.
Perawatan kesehatan sekolah mengaplikasikan praktek keperawatan untuk memenuhi kebutuhan unit individu, kelompok dan masyarakat sekolah.
Keperawatan kesehatan sekolah merupakan salah satu jenis pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk mewujudkan dan menumbuhkan kemandirian siswa untuk hidup sehat, menciptakan lingkungan dan suasana sekolah yang sehat. Fokus utama perawat kesehatan sekolah adalah siswa dan lingkunganya dan sasaran penunjang adalah guru dan kader.
3. Perawat
kesehatan kerja
Perawat
kesehatan kerja
Perawatan
kesehatan kerja adalah penerapan prinsip-prinsip keperawatan dalam memelihara
kelestarian kesehatan tenaga kerja dalam segala bidang pekerjaan (American
Asociation of Occupational Health Nursing)
Perawat
kesehatan kerja mengaplikasikan praktek keperawatan untuk memenuhi kebutuhan
unik individu, kelompok dan masyarakat di tatanan industri, pabrik, tempat
kerja, tempak konstruksi, universitas dan lain-lain.
Lingkup
praktek keperawatan kesehatan kerja mencakup pengkajian riwayat kesehatan,
pengamatan, memberikan pelayanan kesehatan primer konseling, promosi kesehatan,
administrasi management quality asurance, peneliti dan kolaburasi dengan
komunitas.
4. Perawat
gerontology
Perawatan
gerontologi atau gerontik adalah ilmu yang mempelajari dan memberikan pelayanan
kepada orang lanjut usia yang dapat terjadi di berbagai tatanan dan membantu
orang lanjut usia tersebut untuk mencapai dan mempertahankan fungsi yang
optimal.
Perawat
gerontologi mengaplikasikan dan ahli dalam memberikan pelayanan kesehatan utama
pada lanjut usia dank keluarganya dalam berbagai tatanan pelayanan. Peran lanjut
perawat tersebut independen dan kolaburasi dengan tenaga kesehatan profesional.
Lingkup praktek
keperawatan gerontologi adalah memberikan asuhan keperawatan, malaksanakan
advokasi dan bekerja untuk memaksimalkan kemampuan atau kemandirian lanjuy
usia, meningkatkan dan mempertahankan kesehatan, mencegah dan meminimalkan
kecacatan dan menunjang proses kematian yang bermartabat. Perawat gerontologi
dalam prakteknya menggunakan managemen kasus, pendidikan, konsultasi ,
penelitian dan administrasi.
Tujuan akhir perawatan komunitas adalah kemandirian
keluarga dan masyarakat yang terkait dengan lima tugas kesehatan, yaitu:
mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan tindakan kesehatan, merawat
anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang dapat mendukung upaya peningkatan
kesehatan keluarga serta memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang
tersedia, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pemecahan masalah
keperawatan yaitu melalui proses keperawatan
H.
Isu dan trend keperawatan komunitas.
Keadaan lain di Negara Indonesia yang masih merupakan
masalah yang harus dihadapi dalam permasalahan Bidang Kesehatan meliputi :
1.
Masih cukup tingginya disparitas status kesehatan antar
tingkat sosial ekonomi.
Permasalahan pembangunan sosial dan budaya yang menjadi perhatian utama antara lain adalah masih rendahnya derajat kesehatan dan status gizi serta tingkat kesejahteraan sosial masyarakat; masih rentannya ketahanan budaya dan belum diberdayakannya kesenian dan pariwisata secara optimal; masih rendahnya kedudukan dan peranan perempuan di berbagai bidang kehidupan dan pembangunan; masih rendahnya partisipasi aktif pemuda dalam pembangunan nasional, belum membudayanya
Permasalahan pembangunan sosial dan budaya yang menjadi perhatian utama antara lain adalah masih rendahnya derajat kesehatan dan status gizi serta tingkat kesejahteraan sosial masyarakat; masih rentannya ketahanan budaya dan belum diberdayakannya kesenian dan pariwisata secara optimal; masih rendahnya kedudukan dan peranan perempuan di berbagai bidang kehidupan dan pembangunan; masih rendahnya partisipasi aktif pemuda dalam pembangunan nasional, belum membudayanya
olahraga dan masih rendahnya prestasi olahraga. Berbagai
permasalahan tersebut akan diatasi melalui pelaksanaan berbagai program
pembangunan yang mengacu pada arah kebijakan sosial dan budaya yang telah
diamanatkan dalam GBHN 1999–2004. Strategi yang digunakan dalam melaksanakan
pembangunan bidang sosial dan budaya adalah desentralisasi; peningkatan peran
masyarakat termasuk dunia usaha; pemberdayaan masyarakat termasuk pemberdayaan
perempuan dan keluarga; penguatan kelembagaan termasuk peningkatan koordinasi
antarsektor dan antarlembaga. Lingkungan sosial budaya yang erat
kaitannya dengan masalah kesehatan harus dilihat dari segi kehidupan masyarakat
secara luas. Faktor-faktor keasyarakatan tersebuit antara lain struktur sosial,
ekonomi dan budaya. Ini meliputi kecerdasan rakyat, kesadaran rakyat untuk
memlihara kesehatan dirinya sendiri.
Makin bertambah tinggi tingkat pendidikan masyarakat kan tercipta perilaku dan sikap yang baik terhadapa hidup sehat yang menguntungkan uipaya kesehatan. Masyarakat agraris pada umumnya lebih lamban menanggapi perubahan nilai sosila budaya termasuk ekonomi, hingga sulit mengatasi masalah kemiskinan maupun pengembangan sosial dan budaya, yang justru
Makin bertambah tinggi tingkat pendidikan masyarakat kan tercipta perilaku dan sikap yang baik terhadapa hidup sehat yang menguntungkan uipaya kesehatan. Masyarakat agraris pada umumnya lebih lamban menanggapi perubahan nilai sosila budaya termasuk ekonomi, hingga sulit mengatasi masalah kemiskinan maupun pengembangan sosial dan budaya, yang justru
berpengaruh pada sikap dan perilaku hidup sehat.
2.
Mobilitas
penduduk yang cukup tinggi ;
Upaya
pengendalian pertumbuhan telah berhasil dengan baik terutama melalui gerakan
Keluarga Berencana. Namun pertambahan jumlah penduduk dan perbandingan penduduk
usia muda yang masih besar, serta penyebaran peduduk yang masih belum merata,
menimbulkan masalah. Perbandingan jumlah penduduk wanita dan pria, tidak akan
banyak berubah dari keadaan sekarang, yaitu 100 orang wanita terhadap 96,8
pria. Jumlah penduduk berusia 40 tahun keatas, secara relatif akan bertambah.
Ini berarti perlunya peningkatan pelayanan untuk penyakit-penyakit tidak
menular seperti kanker, penyakit jantung, dan penyakit degeneratif lainnya yang
biasa diderita oleh penduduk berusia 40 tahun keatas, yang relatif lebih mahal
pelayanannya dibandingkan dengan penyakit menular. Dengan demikian ciri kependudukan
di Indonesia sampai sekarang masih cenderung bergerak lamban dari penduduk usia
muda ke arah penduduk usia tua. Karena itu upaya kesehatan masih ditujukan
terutama kepada penyakit-penyakit yang banyak dideriita oleh anak-anak di bawah
usia 5 tahun, dengan tidak melupakan pula berbagai penyakit yang lazim diderita
oleh golongan umur produktif yang makin besar jumlahnya serta perubahan
ciri-ciri penyakit di masa akan datang kondisi
kesehatan lingkungan masih rendah; Pencemaran lingkungan
dewasa ini selain terutama disebabkan karena kebiasaan membuang kotoran yang
tidak semestinya juga disebabkan oleh pencemaran air dan tanah serta udara
karena bahan buangan industri, limbah pertanian dan pertambangan serta
pencemaran udara karena kenderaan bermotor. Pencemaran
makanan dan minuman dapat terjadi karena hygiene dan sanitasi yang belum
memadai, pemakaian bahan tambahan, pemakaian pestisida untuk menyelamatkan
produksi pangan dan keadaan lingkungan yang makin tercemar. Mengenai perumahan, bahwa dewasa ini masih banyak penduduk
menempati rumah dan pemukiman yang tidak layak, yang merugikan kondisi kesehatan
diri sendiri dan lingkungan.
3.
perilaku hidup sehat masyarakat yang masih rendah; Berdasarkan batasan perilaku dari Skiner tersebut, maka perilaku
kesehatan adalah suatu
respons seseorang (organisme) terhadap stimulus objek
yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan
dan minuman, serta lingkungan. dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat
diklasifikasikan menjadi tiga kelompok. Tidak merokok. merokok adalah
kebiasaan jelek yang mengakibatkan berbagai macam penyakit. Ironisnya kebiasaan
merokok ini, khususnya di Indonesia seolah-olah sudah membudaya. Hampir 50%
penduduk Indonesia usia dewasa merokok. bahkan dari hasil suatu penelitian,
sekitar 15% remaja kitatelah merokok. inilah tantangan pendidikan kesehatan
kita. Tidak minum-minuman keras dan narkoba.
Kebiasaan minuman keras dan mengkonsumsi narkoba (narkotik dan bahan-bahan
berbahaya lainnya) juga cenderung meningkat. Sekitar 1% penduduk Indonesia
dewasa diperkirakan sudah mempunyai kebiasaan minuman keras ini. Istirahat cukup. dengan meningkatnya kebutuhan hidup akibat
tuntutan untuk penyesuaian lingkungan modern, mengharuskan orang untuk bekerja
keras dan berlebihan, sehingga kurang waktu istirahat. hal ini dapat juga
membahayakan kesehatan. Mengendalikan stres. Stres akan
terjadi pada siapa saja, dan akibatnya bermacam-macam bagi kesehatan.
Lebih-lebih sebagai akibat dari tuntutan hidup yang keras seperti diuraikan di
atas. Kecenderungan stres akan meningkat pada setiap orang. stres tidak dapat
kita hindari, maka yang penting agar stres tidak menyebabkan gangguan
kesehatan, kita harus dapat mengendalikan atau mengelola stres dengan
kegiatan-kegiatan yang positif. Perilaku atau gaya
hidup lain yang positif bagi kesehatan, misalnya : tidak berganti-ganti
pasangan dalam hubungan seks, penyesuaian diri kita dengan lingkungan, dan
sebagainya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
yaitu Upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi
bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur
komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina
suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment) sebagai
suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan mengetahui masalahnya
sendiri, dalam tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup
sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
4. Keterbatasan pelayanan kesehatan ; Dalam rangka pemerataan pengembangan
dan pembinaan kesehatan masyarakat, khususnya yang berpenghasilan rendah, telah
dibangun Pusat-Pusat Kesehatan Masyarakat. Dewasa ini seluruh kecamatan sudah
mempunyai sekurang-kurangnya sebuah Puskesmas serta beberapa Puskesmas
Pembantu. Jangkauan upaya pelayanan Puskesmas dan Puskemsas pemantu masih belum
memadai terutama di daerah pedesaan yang sulit perhubungannya atau daerah
terpencil. Untuk mengatasi itu diadakan Puskesmas Keliling dan Polindes untuk
membantu memberiakan pelayanan kepeda penduduk. Namun belum semua desa bisa
terjangkau. Upaya pelayanan kesehatan yang
mmenyeluruh dan terpadu hanya mungkin diwujudkan jika sistem rujukan
dikembangkan dengan meningkatkan sarana dalam arti luas, yakni pengembangan
rumah sakit yang memenuhi syarat medis teknis serta kejelasan tanggung jawab
antara Puskesmas dan Rumah sakit, baik pemerintah maupun swasta.,
5. Jumlah tenaga kesehatan masih kurang merata, masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya, masih rendahnya kinerja SDM Kesehatan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa baik tenaga medis maupun tenaga paramedis jumlah dan mutunya serta pemerataannya masih belum memadai. Hampir seluruh dokter dan sebagian besar tenaga paramedis adalah pegawai negeri, sedangkan banyak tenaga medis merangkap melayani usaha kesehatan swasta. Hal ini dapat mengurangi mutu pelayanan kesehatan-kesehatan pemerintah. Perbandingan jumlah dokter dan paramedis serta tenaga kesehatan lainnya terhadap jumlah penduduk masih jauh dari memuaskan. Pola ketenagaan untuk unit-unit pelayanan kesehatan serta pendidikan dan latihannya masih perlu dimantapkan. Sistem pengelolaan tenaga kesehatan yang baru dirintis belum sepenuhnya memungkinkan pembinaan tenaga kesehatan berdasarkan sistem karier dan prestasi kerja. Dengan meningkatnya kecepatan pembangunan bidang kesehatan sebagi bagian dari pembangunan nsional, kiranya masalah ketenagaan tersebut juga akan cenderung meningkat pula. Karena itu masalah ketenagaan perlu mendapatkan prioritas penggarapan baik untuk jangka pendek maupun menengah dan jangka panjang.
5. Jumlah tenaga kesehatan masih kurang merata, masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya, masih rendahnya kinerja SDM Kesehatan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa baik tenaga medis maupun tenaga paramedis jumlah dan mutunya serta pemerataannya masih belum memadai. Hampir seluruh dokter dan sebagian besar tenaga paramedis adalah pegawai negeri, sedangkan banyak tenaga medis merangkap melayani usaha kesehatan swasta. Hal ini dapat mengurangi mutu pelayanan kesehatan-kesehatan pemerintah. Perbandingan jumlah dokter dan paramedis serta tenaga kesehatan lainnya terhadap jumlah penduduk masih jauh dari memuaskan. Pola ketenagaan untuk unit-unit pelayanan kesehatan serta pendidikan dan latihannya masih perlu dimantapkan. Sistem pengelolaan tenaga kesehatan yang baru dirintis belum sepenuhnya memungkinkan pembinaan tenaga kesehatan berdasarkan sistem karier dan prestasi kerja. Dengan meningkatnya kecepatan pembangunan bidang kesehatan sebagi bagian dari pembangunan nsional, kiranya masalah ketenagaan tersebut juga akan cenderung meningkat pula. Karena itu masalah ketenagaan perlu mendapatkan prioritas penggarapan baik untuk jangka pendek maupun menengah dan jangka panjang.
6.Pemanfaatan
fasilitas kesehatan yang ada belum optimal ; Pencarian dan penggunaan sistem
atau fasilitas pelayanan kesehatan, atau sering disebut perilaku pencairan
pengobatan (health seeking behavior). Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau
tindakan seseorang pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan. tindakan
atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri (self treatment) sampai
mencari pengobatan
ke luar negeri. Fasilitas kesehatan sebagi salah
satu sumber daya kesehatan sampai dewasa ini telah dikembangkan tahap demi
tahap sesuai dengan keperluan. Jumlah dan fungsi rumah sakit baik pemerintah
maupun swasta telah pula ditingkatkan. Peningkatan rumah sakit ini merupakan
salah satu kegiatan dari peningkatan upaya kesehatan rujukan, yang dimaksudkan
untuk lebih menunjang upaya kesehatan Puskesmas. Demikian pula fasilitas
kesehatan lainnya seperti laboratorium , kantor, perumahan dinas, fasilitas
pendidikan dan latihan dan yang lainnya telah pula ditingkatkan. Namun
pamanfaatan terhadap fasiltas tersebut masih belum optimal, hal ini dapat kita
lihat dari sedikitnya jumlah kunjungan rawat jalan di Puskesmas dibandingkan
dengan kunjungan ke praktek pribadi medis maupun paramedis. Selain itu masih adanya
pemanfaatan pengobatan pada praktik perdukunan pada sebagain masyarakat di
pedesaan.
7. Akses masyarakat
untuk mencapai fasilitas kesehatan yang ada belum optimal.
Akses yang dimaksud adalah sarana pendukung seperti sarana jalan dan transfortasi yang masih belum baik dan kurang. Di daerah terbelakang dan terpencil sampai saat ini untuk sarana jalan dan transfortasi dapat dikatakan kurang mendukung. Untuk mencapai fasilitas kesehatan terkadang membutuhkan waktu berhari-hari hanya untuk mengobati sakit sanak keluarga masyarakat di desa terpencil tersebut. Permasalah ini tidak lepas juga dengan letak geografis darah tersebut. Selain itu tidak semua desa tertinggal atau terpencil ditempatkan petugaskesehatan dikarenakan masih kurangnya tenaga kesehatan.
Akses yang dimaksud adalah sarana pendukung seperti sarana jalan dan transfortasi yang masih belum baik dan kurang. Di daerah terbelakang dan terpencil sampai saat ini untuk sarana jalan dan transfortasi dapat dikatakan kurang mendukung. Untuk mencapai fasilitas kesehatan terkadang membutuhkan waktu berhari-hari hanya untuk mengobati sakit sanak keluarga masyarakat di desa terpencil tersebut. Permasalah ini tidak lepas juga dengan letak geografis darah tersebut. Selain itu tidak semua desa tertinggal atau terpencil ditempatkan petugaskesehatan dikarenakan masih kurangnya tenaga kesehatan.
8. Peran lintas
sektor dalam bidang kesehatan belum optimal. Di antara faktor-faktor yang perlu
mendapatkan perhatian dalam pembangunan amntara lain adalah kertja sama lintas
sektor. Kerja sama yang dimaksud adalkah kerja sama berbagao sektor
pembangunan, kerjasama pemerintah dengan masyarakat termasuk swasta. Yang masih
perlu ditingkatkan adalah kerja sama lintas sektor yang diselenggarakan oleh
pemerintah dan swasta, baik dari segi teknis opersional maupun administratif,
ketengaan dan kejelasan mekanisme kerja bahkan termasuk aspek-aspek hukum yang
dapat memantapkan kerja sama secara luas Kerja sama
llintas sektor sering sukar diwujudkan jika kerja sama tersebut tidak didasari
oleh saling pengertian dan keterbukaan yang mendalam antara komponen yang
terlibat serta tidak ada kejelasan tentang tujuan bersama. Peran yang harus
dilakukan oleh masing-masing komponen dalam kerja sama itu dan mekanisme
kerjanya perlu dirumuskan.
C. Rekomendasi Pemecahan Masalah Dalam pengembangan pembangunan
kesehatan, Departemen Kesehatan melakukan penyusunan berbagai pedoman dan
standar, penelitian dan pengembangan kesehatan, pengembangan sistem informasi
kesehatan, memfasilitasi daerah dalam memenuhi komitmen nasional dan global,
serta mendorong peran aktif masyarakat.
1. Dengan makin kompleksnya pembangunan kesehatan, sangat
diperlukan berbagai standar dan pedoman pembangunan kesehatan dari Departemen
Kesehatan. Di era desentralisasi, standar dan pedoman pembangunan kesehatan
dalam lingkup nasional tersebut semakin diperlukan sebagai acuan penting dalam
penyelenggaraan
pembangunan kesehatan daerah.
2. Selama ini di lingkungan Departemen Kesehatan berbagai
jenis sistem informasi kesehatan telah berhasil dikembangkan, yakni dengan
telah dikembangkannya. Sistem Informasi Kesehatan Nasional. Tetapi dengan
berlakunya asas desentralisasi, berbagai sistem informasi tersebut menjadi
tidak berjalan lancar. Dengan kurang lancarnya sistem informasi kesehatan
tersebut berakibat pada sistem perencanaan dan pengembangan kebijakan yang
kurang berbasis pada data dan kenyataan di lapangan.
3. Dalam tahun 2003, penelitian dan pengembangan
kesehatan secara nasional telah mulai digerakkan secara lebih terarah, terutama
dalam kaitannya dengan desentralisasi pembangunan kesehatan, dan dalam
menghadapi tantangan globalisasi. Saat ini masih dirasakan adanya kesenjangan
antara produk litbangkes dengan pemanfaataanya untuk pembangunan kesehatan.
Selain itu perlu adanya kajian-kajianterhadap fenomena yang ada saat ini serta
prediksiuntuk perkembangan masa depan. Di masa mendatang peran penelitian dan
pengembangan kesehatan serta kajian kebijakan pembangunan kesehatan, semakin diperlukan
dalam mendukung pembangunan kesehatan.
4. Keberadaan dan kiprah Badan Pertimbangan Kesehatan
sangat ditunggu-tunggu, terutama untuk memenuhi konsekwensi terhadap komitmen
nasional dan global, serta sebagai penghubung pembangunan kesehatanantar Daerah
dan Pusat, serta antar Daerahyang satu dan lainnya.
5. Pemberdayaan masyarakat sebagai isu sentral dalam
pembangunan kesehatan perlu mendapat perhatian dan penanganan secara serius,
terutama dalam melibatkan masyarakat untuk ikut serta dalam melakukan pelayanan
kesehatan (to serve), dalam melakukan advokasi kepada stakeholder (to
advocate), dan aktif dalam mengkritisi pelaksanaan upaya kesehatan (to watch).
6. Peranserta masyarakat di bidang kesehatan telah banyak
berkembang antara lain dimulai dengan terbentuknya PKMD (Pembangunan Kesehatan
Masyarakat Desa) yang sekarang menjadi Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat
(UKBM). Departemen Kesehatan telah mengembangan Pedoman Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) dan telah disosialisasikan dan dilaksanakan secara nasional.
Mengingat kecenderungan semakin banyaknya penyakit akibat perilaku dan gaya
hidup yang tidak sehat, maka pengembangan dan penyebarluasan sistem surveilan
untuk perilaku yang berisiko (Behavioral Risk Factors Surveilance System)sangat
mendesak untuk dilaksanakan dan disebarluaskan.
7. Sampai dewasa ini sebenarnya cukup banyak pembangunan
kesehatan yang dilaksanakan berdasarkan asas dekonsentrasi dan asas pembantuan.
Pemahaman dan pengutamaan konteks, proses, dan penyelenggara dari pelaksanaan
kedua asas tersebut perlu lebih jelas dan fokus lagi. Selain itu perlu
digarisbawahi bahwa pelaksanaan pembangunan kesehatan secara nasional akan
gagal jika pusat tidak atau kurang memperhatikan kenyataan kemampuan keuangan
berbagai daerah yang terbatas.
8. Dari pengalaman beberapa tahun terakhir, kejadian
berbagai keadaan darurat/life saving yang berskala nasional di berbagai daerah,
memerlukan pelayanan kesehatan yang bersifat khusus dan langsung dilaksanakan
oleh Departemen Kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan pada keadaan darurat/life
saving yang dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan tersebut, masih perlu
ditingkatkan.
9. Penajaman
sasaran pembangunan kesehatan selama ini perlu ditingkatkan terutama untuk
pemberian subsidi pelayanan kesehatan dasar dan rujukan bagi penduduk miskin.
Departemen Kesehatan telah menetapkan kebijakan yang mendasar, yakni
membebaskan pembiayaan bagi keluarga miskin yang berobat ke Puskesmas dan rumah
sakit klas tiga.
10. Upaya kesehatan
yang bersifat public goods perlu lebih diutamakan. Di masa depan Departemen
Kesehatan perlu lebih memberikan prioritas dalam upaya ini, untuk menekan
terjadinya masalah kesehatan masyarakat, terutama yang akan menimpa masyarakat
miskin. Bantuan fasilitas dari Pusat untuk mendukung pemberantasan penyakit
menular (antara lain vaksin) masih perlu dibenahi, karena apabila hal ini
dibebankan kepada daerah, maka sudah bisa dipastikan bahwa upaya pemberantasan
ini akan kurang berhasil. Upaya kesehatan yang bersifat public goods ini harus
berkualitas tinggi dan bisa dipertanggungjawabkan serta dipertanggunggugatkan
kepada masyarakat. Disamping itu penyelenggaraan promosi kesehatan masih
terbatas, dan perlu ditingkatkan baik intensitas maupun teknologinya yang
sesuai dengan perkembangan sosial budaya masyarakat.
11. Pengaturan
sistem rujukan pelayanan kesehatan sudah dilakukan, seperti peningkatan
pemanfaatan rumahrumah sakit vertikal. Sementara itu alokasi anggaranuntuk
upaya meningkatkan kinerja rumah sakit-rumah sakit vertikal ini perlu
ditingkatkan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keperawatan Komunitas Keperawatan komunitas merupakan
pelayanan yang memberikan pelayanan terhadap pengaruh lingkungan (bio, psiko, sisio,
cultural dan spiritual) terhadap kesehatan komunitas dan memberikan prioritas
pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.
Empat
komponen dasar keperawatan komunitas : Manusia Komunitas sebagai klien ,
Kesehatan Sehat Lingkungan Semua faktor internal dan eksternal, Keperawatan Intervensi/tindakan. Ruang
lingkup keperawatan kesehatan komunitas adalah upaya-upaya
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan
kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan
mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosialisasi).
Tujuan Perawatan
Kesehatan Komunitas Meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat kesehatan yang
optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas yang
mereka miliki. Untuk
meningkatkan
berbagai kemampuan individu, keluarga, kelompok khusus dan msyarakat
B. SARAN
Sebaiknya
keperawatan di Indonesia lebih dapat menggunanakan metode keperawaatan
komunitas dalam meningkatkan kemajuan keperwatan di Indonesia karna keperawatan
komunitas mrupakan pelayanan yang memberikan pengaruh lingkungan terhadap kesehatan komunitas dan
memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan.
0 komentar:
Posting Komentar